Jumat, 29 Januari 2016

SEJARAH TEGAL

SEJARAH TEGAL

Kekayaan sejarah sebuah kota atau kawasan terlihat dari jejak peninggalan apa yang disebut cultural heritage dan living cultural yang tersisa dan hidup di kawasan tersebut. Keduanya merupakan warisan peradaban umat manusia.
Demikian halnya dengan Kabupaten Tegal, Wilayah yang kaya akan jejak peninggalan kesejarahan sebagai penanda bahwa Kabupaten Tegal sebagai tlatah kawasan tak dapat dilepaskan dari keterkaitan garis sejarah hingga membentuk kawasan sekarang ini.
Penekanan pada bidang pertanian misalnya, tak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah dan akar kesejarahan tlatah Kabupaten Tegal yang mengembangkan kapasitasnya selaku wilayah agraris. Tradisi keagrarisan dimulai dari ketokoan Ki Gede Sebayu juru demung trah Pajang. Bahkan kalau dirunut keagrarisan itu dimulai semenjak Mataram Kuno.
Kesaksian ini diperkuat denga ditemukannya artefak kuno dan candi di Pedagangan. Ditambah tlatah Tegal kerapkali dikaitkan dengan kerajaan Pajang dan Mataram Islam yang cenderung kekuasaan dengan basis pada agraris ( De Graaf, 1986).
Juru Demung Ki Gede Sebayu
Tegal berasal dari nama Tetegal, tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud Kabupaten Tegal, 1984). Sumber lain menyatakan, nama Tegal dipercaya berasal dari kata Teteguall. Sebutan yang diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an (Suputro, 1955).
Namun sejarah tlatah Kabupaten Tegal tak dapat diepaskan dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena sang ayah Ki Gede Tepus Rumput ( kelak bernama Pangeran Onje) ialah keturunan Batara Katong Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit (Sugeng Priyadi, 2002).
Tlatah Tegal juga tidak dapat dipisahkan dengan sejarah kerajaan-kerajaan jaman dulu yang dibangun di tlatah Sunda, misalnya Kerajaan Galuh Kawali yang wilayah kekuasaannya meliputi lebih dari setengah wilayah Jawa Tengah sekarang, jadi termasuk wilayah Tegal dan Banyumas.
Ki Gede Sebayu adalah putra ke22 dari 90 saudara. Putra beliau 2 orang yaitu, Raden Ayu Giyanti Subalaksana yang menjadi istri Pangeran Selarong (Pangeran Purbaya) dan Ki Gede Honggobuwono.
Antara abad 10 sampai 16 kemungkinan di wilayah Tegal ada sistem pemerintahan atau dikuasai kerajaan kecil, sebab menurut catatan Rijklof van Goens dan data di buku W. Fruin Mees, disebut kalau sekitar tahun 1575 daerah itu termasuk daerah merdeka yang dipimpin oleh raja kecil atau pangeran. Pendapat ini juga didukung di buku The History of Java karya Raffles yang menyatakan kalau ada kerajaan kecil yang bernama Kerajaan Mandaraka (ada juga yang menyebut Kerajaan Salya) di sekitar wilayah Tegal, tapi catatan ini sedikit meragukan.
Kerajaan Mataram mulai menguasai Tegal setelah penyerangan pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Seda Krapyak. Sebagai bagian dari Kerajaan Mataram, wilayah Tegal mendapat status Kadipaten pada hari Rabu Kliwon tanggal 18 Mei 1601, dan Ki Gede Sebayu diangkat oleh Panembahan Senopati (penguasa Mataram) menjadi Juru Demang (setingkat Tumenggung).
Pada jaman perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830), menurut catatan P.J.F. Louw dalam bukunya De Java Oorlog Uan, wilayah Tegal dipimpin Residen Uan Den Poet.
Sejarah
Kota Tegal merupakan penjelmaan dari desa yang bernama TETEGUALL, pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Kerajaan Pajang.
Ki Gede Sebayu saudara Raden Benowo pergi ke arah Barat dan sampai di tepian Sungai Gung. Melihat kesuburan tanahnya, tergugah dan berniat bersama - sama penduduk meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan serta membuat saluran pengairan.
Daerah yang sebagian besar merupakan tanah ladang tersebut kemudian dinamakan Tegal.
Atas keberhasilan usahanya memajukan pertanian dan membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ia diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga masyarakat. Oleh Bupati Pemalang kemudian dikukuhkan menjadi sesepuh dengan pangkat Juru Demung atau Demang.
Pengangkatan Ki Gede Sebayu menjadi pemimpin dilaksanakan pada perayaan tradisional setelah menikmati panen padi dan hasil pertanian lain, di bulan purnama tanggal 15 Sapar tahun EHE 988 yang bertepatan dengan hari Jum'at Kliwon bertepatan pula tanggal 12 April 1580.. Dalam Perayaan juga dikembangkan ajaran agama Islam dan budaya yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat pada waktu itu.
Hari, tanggal dan tahun Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung itu ditetapkan sebagai hari Jadi Kota Tegal dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988.

1 komentar:

  1. Las Vegas Strip - Casino - JT Hub
    Casino near Casino of the 강릉 출장샵 World - Las Vegas, Nevada. The Casino Las Vegas, Nevada is located on 경상남도 출장안마 the Las Vegas 순천 출장마사지 Strip and is part of The 공주 출장안마 LINQ Promenade 파주 출장마사지

    BalasHapus